Kehilangan

Kehilangan adalah satu fitrah manusia, hal yang akan semua manusia rasakan.

Siap atau tidak akan kehilangan, adalah satu pilihan yang harus kita ambil.

Bapak, Mama. adalah kehilangan terbesar dalam hidupku saat ini.

Bapak adalah sosok sahabat, ayah, pendengar yang baik, penasehat, cinta pertama, tempat bersandar, dan segalanya bagi seorang anak perempuan. 

2021 ia pergi untuk sementara meninggalkanku.

sedari aku kecil dahulu, bapak lah yang mengajariku mengaji, huruf demi huruf... kata demi kata, 

dan bahkan hafalan shalatku aku selesaikan bersama bapak. aku masih ingat jelas hari-hari itu, ketika aku masih duduk di bangku sekolah dasar. setiap sore, banyak anak-anak yang datang untuk belajar mengaji. aku adalah anaknya yang tak pernah mau mengaji, tapi entah kenapa aku lebih pintar dari mereka yang rajin mengaji pada saat itu. aku hanya mengacau suasana mengaji sore hari, menjambaki teman-teman yang datang, hingga aku didatangi neneknya untuk dimarahi. 

bapak, bahkan ketika beliau memarahiku, ia selalu membujukku dengan mengajakku membeli eskrim. aku diboncengnya dnegan sepeda itu... sembari diajarinya aku doa berkendara. dan seketika senyum simpulku muncul. dan tak lagi bersedih karena dimarahi.

bapak, yang sedari aku TK diboncengnya aku untuk berangkat sekolah, SD pun sama, diantarnya aku setiap hari tanpa letih... bahkan hingga SMA aku masih diantar ketika ada acara malam yang harus kuhadiri. ia selalu datang ketika pembagian raport. ia yang menemaniku hadir di pengajian buya yahya di alun-alun cirebon hingga jam 2 pagi. dan kami hanya berdua. ia yang selalu menghawatirkan keadaanku. selalu bertanya apakah aku baik-baik saja? dan herannya aku, setiap kali aku sakit bapak selalu menelpon. meskipun aku tak mengatakan bahwa saat itu aku sedang sakit. rasa sayangnya, sangat terasa hingga kedalam hatiku yang paling dalam. 

disaat pertama aku kuliah, bapak mengantarku, dan ia menangis, di gedung GWW. untuk pertama kalinya aku melihat sosoknya yang kuat, rapuh saat harus meninggalkan anak gadisnya di perantauan. dan saat itu, aku merasa sangat dicintai. 

setiap masalah dalam hidupku, aku ceritakan padanya, ia selalu menanggapi dengan bijak, kesabarannya, sebagian ada pada diriku. kecerdasannya pun aku mewarisinya. setiap moment penting dalam hidupku, ia selalu hadir, dan menjadi orang pertama yang selalu siap siaga ada. bahkan ketika aku sakit di asrama, bapak datang menjemputku, ia hawatir dengan kondisiku. sosoknya adalah sosok yang paling kurindukan.

aku rindu, 

tak ada kata yang dapat terucap selain rindu.

aku tau, bahwa di dunia ini hanyalah tempat persinggahan yang sementara, aku tau bahwa kelak insya Allah kita akan berkumpul lagi, karena itu, saat bapak pergi, aku tak menangis... aku ikhlas..

tapi ... hari-hariku tanpanya membuatku merasakan rindu yang sangaat berat, hingga air mata ini selalu jatuh, tanpa kupinta. 

rindu, yang membuatku teriris rasa pedih yang mendalam. tak ada lagi orang yang dapat kuajak berbincang tentang masa kecilku... mengenang hari-hari indah yang pernah terlewati.. 

bapak.. semoga Allah lapangkan kuburmu, terang benderangkan, dan kita akan bertemu lagi setelah perpisahan yang amat panjang ini. Insya Allah. 


Mama, bukan ibu, tapi ia adalah ibu dari ibuku. 

2023 di umurnya yang sudah menginjak 80 tahun, mama pergi.. untuk sementara dari hidupku.

saat kecil... aku selalu ingat, bahwa hari minggu adalah hari yang paling aku tunggu untuk bertemu dengan mama. libur sekolah, dan aku menginap di tempat mama. 

ya, memang benar bahwa seorang nenek adalah tempatnya kasih sayang, nenek akan mencurahkan kasih sayangnnya pada cucunya. karena ia menganggap cucunya seperti anaknya yang dahulu. yang masih kecil dan belum sempat ia bahagiakan. 

mama adalah nenek petualang bagiku. karena dengannya, adalah pertama kalinya aku menginjakkan bumi jakarta. tanah kelahiran nenekku, dan tempat saudara-saudaranya berkumpul. 

mama juga yang pertama kali mengajakku naik bus dan membelikanku boneka dari penjual yang selalu datang menghampiri bus. ya, mama hafal rute ke jakarta, daerah jakarta, bahkan ketika kami mengunjungi kakakku yang ada di jawa tengah, bersama mama lah aku berdua, naik bus.  mama adalah guru dari segala petualanganku menjelajahi bumi Allah. darinya aku memiliki keberanian untuk mengendarai motor sendiri dari cirebon-bandung atau sebaliknya, bandung-cianjur, bahkan bandung-bogor. ya, keberanian berpetualang dan menjadi mandiri aku dapat dari sosoknya. 

ia juga adalah orang yang selalu memanjakanku dengan segala yang ia punya. uang pensiunnya ia gunakan untuk membahagiakan cucu-cucu nya, membantu kami cucu-cucunya. 

ia tak pernah suka menyusahkan keluarganya, ia menjadi wanita mandiri yang tak suka bergantung pada orang lain. 

aku rindu, 

aku rindu bapak dan mama.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

untuk dikisahkan

speak up is easy

Tanda-tanda Kiamat