Pemimpin itu melayani, bukan dilayani

Pemimpin itu melayani


Ya, ketika mendengar kata pemimpin, mungkin yang terbayang  bagi sebagian orang adalah sebuah kekuasaan, kenikmatan menjalani kehidupan sebagai raja, orangyang dipandang dan orang yang berkedudukan tinggi.

Krusial. Yah, menurut ane, kata yang satu ini memang sangat krusial dalam kehidupan manusia. Berabad-abad manusia berjalan dengan kebudayaan dan peradaban yang semakin maju. Namun entah mengapa, sepertinya hati kita justru semakin rendah kedudukannya dibandingkan orang dahulu yang masih Tawadhu’ memandang kehidupan.


Teknologi dan pengetahuan semakin maju, tapi otak kita justru lebih cepat terdegradasi. Menurunnya moral dan etika semakin menjatuhkan martabat sebagai seorang manusia dan mahluk sosial.  Sekarang semakin banyak orang saling berebut kekuasaan. Saling memperebutkan kenikmatan sesaat yang ingin digapai. Tak mengerti hakekat sesungguhnya kepemimpinan, pemimpin. Bukan hanya sekedar kemampuan untuk mengatur yang kalian sebut Leadership, tidak hanya sekedar duduk di kursi empuk dan mengendalikan semua kondisi dari kejauhan. Menunjuk  jari siapa saja yang ingin kita suruh.
“barang siapa melayani, maka suatu saat pasti ia akan dilayani”. Like banget sama kata-kata yang satu ini nih...
Tuh bapak raja, bapak presiden, bapak mentri, dan bapak bagi anak2... pemimpin itu tugasnya melayani, bukan dilayani... jadi kalo udah ngambil keputusan buat menjadi pemimpin, berarti siap jadi pelayan rakyat, bukan dilayani oleh rakyat.  Dan  dimana-mana, kerjaan pemimpin itu memang lebih banyak dari siapapun. Bertanggungjawablah atas keputusan untuk menjadi pemimpin.  Karena setiap keputusan akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat kelak. Tapi ingatlah bahwa suatu saat, pasti dan yakin, anda akan dilayani.
Ingatlah bahwa menghindar bukanlah sikap seorang pemimpin saudara-saudara.. mungkin kamu sibuk diluar sana dengan banyak aktivitas yang lebih menarik.. lalu, apakah menjadi penghianat hati itu lebih menarik bagimu? Menghianati bahwa sesungguhnya dalam dirimu tersimpan jiwa kepemimpinan yang diharapkan orang lain. semua pun tau bahwa amanah tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, 
ingat lagi kata seorang dosen. "saya tau cobaanmu berat, tapi tidak hanya kamu yang mendapatkan cobaan berat, dan mereka adalah orang-orang hebat. " 


menghargai orang lain itu substansial dan mutlaq dalam menjalani hidup bersosialisasi.

titik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

untuk dikisahkan

speak up is easy

Maknai Secuil Torehan tinta